Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Gelar Pendokumentasian Jalur Rempah di Pulau Terluar Indonesia
Jumat, 1 September 2023
Gambar kegiatan pendataan Objek Diduga Cagar Budaya Goa Tengkorak
bpk17.id – Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII dengan antusias mengumumkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendokumentasian warisan budaya yang terkait erat dengan Jalur Rempah. Sebuah jalur bersejarah yang menghubungkan kita dengan jejak perjalanan perdagangan rempah-rempah dari masa lampau.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII, Sri Sugiharta, S.S., M.P.A., menyatakan bahwa kegiatan ini ditujukan dalam rangka mendokumentasikan potensi warisan budaya di pulau-pulau terluar Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan Jalur Rempah yang sekarang sedang dalam proses pengusulan menjadi Warisan Dunia .
Tim pendataan sedang melakukan perekaman Objek Pemajuan Kebudayaan (Kue Tamo)
Kegiatan pendokumentasian yang berlangsung dari tanggal 17 – 29 Agustus 2023 ini difokuskan di Pulau Siau, Kab. Kep. Sitaro. Sebuah pulau yang termasuk dalam gugusan pulau-pulau terluar Indonesia.
Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII telah berhasil melakukan eksplorasi dan pemutakhiran data Objek Diduga Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan yang terkait dengan Jalur Rempah.
Foto : Objek Diduga Cagar Budaya Goa Tengkorak Dolondasi
Dari tempayan tua yang dipercaya masyarakat memiliki hubungan dengan kedatangan bangsa Eropa, makam-makam raja yang pernah menjadi saksi kedatangan bangsa Barat, hingga pelabuhan bersejarah dan pasar tradisional di Siau.
Tim Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) berhasil mencatat beberapa OPK antara lain adalah Undang Mateti, Kue Tamo, Seke Magurang dan Bebihe.
Foto : Objek Diduga Cagar Budaya Benzale / Tempayang Beong
Di sisi lain, Tim Pendataan Cagar Budaya berhasil menemukan artefak bersejarah seperti Benzale / Tempayang Beong, dan mengidentifikasi beragam situs bersejarah lainnya seperti Makam Hengkeng U Naung, Gua Tengkorak Dolondasi, Kompleks Paaljawa Paseng, Kompleks Paaljawa Istri Raja Yacob Ponto, dan lain sebagainya.
Melalui pendekatan ini, Tim tidak hanya terbatas pada pengumpulan data semata, namun juga berhasil meresapi dan memahami secara mendalam nilai budaya serta sejarah yang melekat pada perjalanan ini.
Tim Pendataan OPK sedang melakukan wawancara dengan pelaku budaya.
Dengan dukungan masyarakat, para pelaku budaya, pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait, Tim berhasil mendata dan mengumpulkan informasi tentang objek pemajuan kebudayaan, khususnya berupa pengetahuan tradisional, dan objek diduga cagar budaya yang memberikan wawasan tentang perjalanan dan posisi penting Siau sebagai Jalur Rempah pada masa lalu. (DLIK)
Copyright © bpk17.id all rights reserved
Made with by Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII